3. KERAMIK – PENGUJIAN TANAH LIAT
Bahan tanah liat yang akan digunakan balam pengujian clay body dapat berupa tanah liat alam dari mineral terolah, tanah liat alam bisa didapat di sekitar lingkungan kita.Pengujian bahan clay body dengan beberapa jenis tanah liat dapat dilakukan dengan formula seperti :
- Tanah liat sekunder : tanah liat tunggal (single clay) adalah merupakan tanah liat eartenware atau stoneware
- Tanah liat campuran dari kedua jenis tanah liat sekunder. eartenware di campur dengan stoneware
- Campuran dari beberapa tanah liat primer dari mineral terolah
Contoh jenis bahan tanah liat dan bahan mineral terolah.
Pengujian Clay Body
Tanpa melakukan pengujian tanah liat yang seksama, belum dapat diketahui tanah liat itu termasuk jenis tanah liat apa, seberapa plastisitasnya, berapa suhu bakarnya, dan apakah tanah liat tersebut dapat digunakan tanpa mencampurnya dengan bahan tanah liat lain. Proses pengujian tanah liat dapat dilakukan dengan satu jenis tanah liat (single clay) atau dengan campuran (formula) badan tanah liat yang memenuhi persyaratan untuk membuat benda keramik. Proses pengujian tanah liat ini perlu dilakukan agar sifat-sifat fisika kimia tanah liat diketahui. Dalam hal uji fisika, yang paling pokok dikerjakan adalah mengukur susut kering, susut bakar (susut jumlah) dan porositas (peresapan air pada tanah liat yang telah dibakar). Sedang dalam hal uji kimia, perlu diketahui apakah di dalam tanah liat mengandung bahan-bahan anorganik lain seperti kapur tohor, gips, garam- garam alkali dan sebagainya, yang dianggap sebagai bahan pengotor dan penyebab utama kerusakan akhir dalam pembuatan produk.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam proses pengujian tanah liat, jenis, sifat dan fungsi bahan tanah liat harus dipahami terlebih dahulu, hal ini perlu untuk menghindari resiko-resiko atau kegagalan yang dapat timbuil dalam proses pengujian. Tanah liat primer (residu) mempunyai partikel yang kasar dan ukuran yang berbeda-beda. Sebaliknya partikel-partikel tanah liat sekunder (sedimen) lebih halus, seragam dan letaknya sejajar satu sama lain. Karena partikelnya lebih halus, maka akan lebih banyak menyerap air sehingga tanah liat sekunder menjadi lebih plastis dibandingkan dengan tanah liat primer. Bahan-bahan yang termasuk tanah liat sekunder, seperti bentonit yang sangat plastis, tidak akan dapat digunakan bila berdiri sendiri. Bahan seperti halnya ballclay, merupakan bahan campuran untuk pembuatan massa tanah liat yang plastis. Tanah liat yang pada dasarnya kurang plastis, biasanya ditambah 20% ballclay atau 5% bentonite untuk menghasilkan massa tanah liat siap pakai. Beberapa jenis tanah liat siap pakai mengandung 40% ballclay, tetapi karena sifat ballclay yang menyerap banyak air, penyusutan menjadi relatif tinggi.
Dalam proses pengujian tanah liat dibutuhkan tahapan yang berurutan untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Pemilihan campuran (formula) clay body
2. Penyiapan bahan clay body
3. Pengujian plastisitas clay body
4. Pengujian susut kering clay body
5. Pengujian suhu kematangan clay body
6. Pengujian susut bakar clay body
7. Pengujian porositas clay body
8. Analisis hasil pengujian clay body
Pemilihan Formula (Campuran) Clay Body
Pemilihan atau pembuatan formula (campuran) badan tanah liat merupakan langkah awal pengujian tanah liat yang perlu dilakukan. Untuk bahan pengujian sebaiknya disediakan beberapa macam tanah liat yang diambil dari beberapa lokasi, keuntungannya adalah beberapa macam campuran (formula tanah) liat dapat dibuat. Dari hasil uji akan didapat beberapa formula terbaik untuk dipakai sebagai bahan utama produksi. Hal yang
penting untuk diketahui bahwa tidak semua tanah liat mempunyai sifat fisik maupun kimia yang sempurna. Sistem pencampuran bahan tanah liat untuk pengujian dapat dilakukan dengan pencampuran sistim garis (line blend) dengan dua macam bahan tanah liat alam dan pencampuran sistem segitiga (triaxial blend) yang menggunakan tiga macam tanah liat yang berbeda sumbernya.
Pencampuran Sistim Garis
Sebagai contoh, tanah liat A memiliki plastisitas yang baik sehingga mudah dibentuk, tetapi susut kering dan susut bakar terlalu besar sehingga banyak menimbulkan masalah, sebaliknya tanah liat B plastisitasnya sangat rendah tetapi susut kering dan susut bakar kecil sehingga tidak mudah dibentuk. Maka, untuk mendapatkan bahan tanah liat yang memenuhi persyaratan kedua jenis tanah liat tersebut digabungkan melalui pencampuran sistim garis (line blend) dengan membuat beberapa formula dan setelah melalui beberapa macam pengujian akan diperoleh beberapa formula campuran yang memenuhi syarat untuk pembuatan benda keramik. Dari sistem pencampuran ini didapat lima formula tanah liat.
Tabel Pencampuran tanah liat sistem garis.
Pada tabel di atas terdapat lima formula (campuran), namun hanya ada tiga formula yang menggunakan dua jenis tanah liat A dan tanah liat B, yaitu:
• formula II terdiri 75% tanah liat A dan 25% tanah liat B,
• formula III terdiri 50% tanah liat dan 50% tanah liat B,
• formula IV terdiri 25% tanah liat A dan 75% tanah liat B.
Pencampuran Sistim Segitiga
Pencampuran dengan sistem segitiga (triaxial blend) seperti tabel di bawah menggunakan tiga jenis tanah liat A, B, dan C.
Dari tabel di atas terdapat lima belas campuran, namun dari formula (campuran) tersebut hanya terdapat tiga formula yang menggunakan ketiga bahan tanah liat. Tiga campuran tersebut adalah
- formula 5 (2A 1B 1C) yang terdiri dari 50% tanah liat A, 25% tanah liat B, dan 25% tanah liat C,
- formula 8 (1A 2B 1C) yang terdiri dari 25% tanah liat A, 50% tanah liat B, dan 25% tanah liat C,
- formula 9 (1A 1C 2C) yang terdiri dari 25% tanah liat A, 25% tanah liat B, dan 50% tanah liat C,
Jika campuran tersebut dilanjutkan maka akan terdapat banyak sekali formula yang dapat diperoleh untuk bahan pengujian.
Dengan menggunakan kedua metode tersebut siswa dapat membuat Formula campuran selain antara tanah liat sekunder dengan tanah liat sekunder, bisa juga dibuat campuran antara tanah liat sekunder dengan tanah liat sekunder dengan tanah liat primer atau dengan mineral lain, misalnya A = tanah liat, B = feldspar dan C = kuarsa. Selain kedua sisitem pencampuran tersebut, formula tanah liat juga dapat dikembangkan dengan sistem campuran seprti tabel di bawah yang menggunakan lima macam bahan yang berbeda-beda. Contoh pencampur jenis lain yang dikembangkan, yaitu:
Keterangan:
- Isi kolom bahan dengan bahan yang akan digunakan dalam pengujian
- F1-F5 adalah kode untuk formula tanah liat yang dibuat (banyak kode disesuaikan dengan formula tanah liat yang akan dibuat)
- Jumlah setiap formula harus 100%.
Dengan menggunakan ketiga sistem pencampuran tersebut maka dapat dibuat berbagai macam formula untuk bahan pengujian dengan merubah perbandingan bahan tanah liat atau mineral lain yang digunakan. Proses pengujian tanah liat dapat dilakukan dengan beberapa jenis tanah liat seperti:
- Tanah liat sekunder yaitu tanah liat tunggal (single clay), yang merupakan tanah liat earthenware atau stoneware.
- Campuran dari dua atau lebih tanah liat sekunder yaitu tanah liat earthenware atau stoneware.
- Campuran tanah liat sekunder d engan tanah liat primer dari mineral terolah
- Campuran beberapa tanah liat primer dari mineral terolah
0 komentar:
Posting Komentar