YARO STARAK BLUE PRINT

Yahoo bot last visit powered by  Bots Visit
Google bot last visit powered by Bots Visit
powered by PRBbutton
Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Blog Directory & Search engine
Sabtu, 15 Desember 2012

Etika bisnis cina

E000161L Cina akan menguasai dunia.  Itulah  kata-kata  yang saat ini sering terdengar atau terpampang pada media massa, karena  kekuatan ekonomi yang dikembangkan oleh etnis Cina, telah menjadi kekuatan masa depan yang  tidak  dapat dipandang  remeh. Namun, betapapun Cina telah memasuki abad modem, abad pasar bebas, filosofi serta referensi perilaku mereka masih  tetap mengacu  pada  literatur-literatur klasik serta ajaran-ajaran para tokoh Cina kuno.

Strategi perang para Ksatria Cina sudah menjadi topik riset ahli ekonomi dan bisnis. Ini bukan sesuatu yang mengherankan, mengingat etnis Cina memiliki peribahasa bahwa dunia bisnis adalah medan perang (Wee Chou Hou, 2001).

Di Indonesia, ketumnan etnis Cina adalah sebagai minoritas. Karena jumlahnya hanya sekitar 3,5% dari seluruhh  total populasi penduduk di indonesia. Meskipun secara kuantitas minoritas, tetapi  temyata mereka mengendalikan  73% perekonomian  Indonesia (Fr.Wulandari, 2003). Hal ini dapat dilihat bahwa secara numerik memang  tidak berarti banyak, namun peran ekonomis dan finansial yang secara konkret dijalankan oleh suatu komunitas sosial  ini adalah penting. Sebagai contoh, pusat perdagangan dan bisnis paling penting di Yogyakarta  seperti di Jalan Malioboro atau Jalan  Solo jelas  terlihat  dominasi  toko-toko  milik keturunan etnis Cina. Demikian pula, halnya di kota-kota kecil dan menengah lainnya.

Dominasi  etnis Cina dalam  dunia bisnis tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga terjadi diseluruh penjuru  dunia. Cina Perantauan  (Overseas Chinese) mengalami kebangkitan bersama jaringan bisnisnya (yang dikenal sebagai Nan Yang lnc)  diperkirakan akan menjadi motor utama kekuatan ekonomi Asia Pasifik abad ke-21. Bahkan sekarang ini, 90% atau senilai 1,138  triliun dollarAmerika dari kapitalisasi pasar 1.000 perusahaan terbesar di  10 bursa Asia Pasifik adalah milik jaringan Nan Yang Inc. Jaringan ini sebenarnya hanya berkiblat kepada peluang bisnis
dan  kekuatan pasar yangmumi,  tidak  ikut dalam politik praktis,  tetapi mereka memang menjadi  kawanan tertentu (hopeng). Mereka sudah  berkiblat kepada tanah air baru mereka,  tetapi RRC memang cenderung ingin mengeksploitasi solidaritas etnis primordial  untuk menarik investasi dari  jaringan bisnis Cina Perantauan (Kompas Online, 5 Maret 2003). Selain itu, seperti yang dicatat oleh Fujitsu Research di Tokyo yang mengamati daftar perusahaan-perusahaan di 6  (enam)  negara kunci di  Asia, di dalamnya digambarkan  betapa  perusahaan-perusahaan
tersebut  secara mayoritas dikuasai oleh etnis Cina perantauan,  misalnya,  Thailand  sebanyak  81%, Singapura sebanyak 81  %  di Indonesia sebanyak 73% dan  lain-lain.

Di  Indonesia jaringan bisnis Cina Perantauan (nonpribumi)  juga berkembang pesat. Menurut Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), pada tahun 1994 total aset  dari 300  konglomerat mencapai Rp271,887  hiliun, diperkirakan  78,3%  atau senilai Rp212.832  triliun merupakan aset pengusaha nonpribumi (CIA =  Cina, India,  dan Arab).  Sementara pengusaha  pribumi menguasai  aset  sekitar  17,9%  atau senilai 48,674 triliun, sisanya  3,8% merupakan usaha asimilasi.  Yang unik, jaringan bisnis tersebut  sebagian besar sudah menjadi dan membaur dengan masyarakat pribumi setempat. Sentimen  etnis memang dapat saja  bermunculan,  tetapi  pemicu  utamanya  lebih terletak pada kesenjangan sosial dan marginalisasi ekonomi  kelompok yang semakin mengental pada era konglomerasi.

Keistimewaan perilaku ekonomi etnis Cina yang pertama adalah terletak pada kuatnya sistem jaringan kerja. Walaupun demikian, sikap kompetitif  antara mereka tetap terpelihara secara sehat. Hal ini semakin memperkuat kinerja bisnis di kalangan mereka. Bahkan saat terjadi hisis ataupun munculnya tantangan besar, mereka akan saling bekerjasama. Oleh sebab itu, bisnis keluarga menjadi salah satu ciri jaringan  kerja yang mereka bentuk. Demikian pula, di Indonesia, usaha kecil sampai perusahaan besar etnis Cina di  Indonesia  banyak  yang  dikelola  sebagai  usaha keluarga, contoh.nya Salim Group, Khong Guan, PT "Cap Orang Tua" perusahaan jamu  "Jago",  perusahaan  jamu "Air Mancur",  dan lain-lain.  Sebagai gambaran tokoh konglomerat  etnis Cina, salah satunya adalah Liem Sioe Liong yang oleh John Naisbitt disebutkan memiliki kekayaan bersih $4,5  juta.

Liem Sioe Liong alias Soedono Salim pemilik Salim Group, merupakan salah satu sosok etnis Cina perantauan  yang sukses mengadu untung di luar negara asalnya. Soedono Salim yang meninggalkan Cina Selatan di tahun 1930-an menuju Indonesia, melalui jaringan usaha perdagangan ia bisa berhubungan erat dengan Soeharto,  Presiden  I1 RI, yang dimasa lalu Liem Sioe  Liong menyediakan dukungan untuk melawan  penjajah Belanda.  Mereka saling bersahabat sampai Soeharto menggantikan Presiden  Soekamo tahun  1965. Keuntungan  yang didapat Liem  Sioe Liong dari hubungan  ini adalah diperolehnya  berbagai fasilitas  izin ataupun proyek untuk perusahaan Salim Group,  hingga penjualannya meningkat  drastis  sampai $9  juta tahun 1994,  yang di hitung sebagai 5%  pendapatan kotor domestik Indonesia  (Fr. Wulandari, 2003).

Perilaku  hubungan jaringan  kerja  antara etnis Cina  terbentuk karenapengalaman yang mereka lalui. Sesama imigran  etnis Cina di mana pun berada saling menjaga dan membantu pendatang-pendatang  baru di  bumi  nusantara yang mereka tempati sebagai negara  harapan. Manfaat  dari  adanya  hubungan jaringan kerja ini bagi mereka adalah: memaksimalkan  "contactpoints "  untuk (informasi) pekerjaan; menyebarluaskan berita  termasuktukar menukar berita; dan memperkuat dukungan psikologis antar anggota. Hubungan  jaringan kerja antar etnis Cina di Indonesia ini, menguatkan  psikis anggotanya melalui hubungan bisnis dan sebagainya. Selain itn, hubungan jaringan kerja ini berfungsi sebagai mediator toleransi antar etnis Cina dengan masyarakat, terutama dalam hubungan bisnis.

Kondisi di  Indonesia, 

keunggulan bisnis oleh etnis Cina seringkali menimbulkan kecemburuan yang berakibat timbulnya konflik dengan orang-orang  pribumi. Hal  ini  senada dengan pendapat Wertheim  yaitu pembagian  kelas  etnis Cina dengan masyarakat pribumi bersifat vertikal dalam artian sebagai sikap primordial  (dasar ikatan etnisitas, keluarga, ras dan
sebagainya),  akibat  tanggapan bahwa  etnis Cina dianggap  kelompok minoritas.  Kompetisi  antar  perilaku ekonomi  Cina  (terutama sebagai  pengusaha atau wiraswastawan) dengan masyarakat pribumi sering menjadi penyebab konflik tertutup maupun terbuka terhadap etnis Cina(Kompas Online, 5 Maret 2003).

Dalam hubungan bisnis etnis Cina  jugamemiliki beberapa pedoman etika dan perilaku bisnis, baik hubungan bisnis ke dalam maupun ke luar dalam sebuah perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya. Pada prinsipnya pedoman  etika dan perilaku  bisnis yang dimiliki  etnis  Cina tersebut memiliki  persamaan dengan pedoman  etika dan perilaku bisnis pada umumnya. Hal ini didasarkan pada tulisan Djoenaedi Joesoef, pimpinan perusahaan farmasi Konimex, yang mendasarkan pada pengalaman  empiris sebagai praktisi bisnis mengatakan bahwa teori-teori yang diajukan akademisi sebagian ada benarnya dan sebagian lagi hanya mitos belaka. Yang disebutnya sebagai mitos antara  lain adalah anggapan bahwa sukses etnis  Cina di Indonesia karena ajaran-ajaran konfusianisme.

Djoenaedi menekankan bahwa  ajaran  tentang kebajikan  dan etos kerja  dimiliki semua  bangsa. Aktualisasinya bisa berbeda, bergantung kualitas pribadi pelakunya. Praktik ekonomi nakal dan curang  bukan pula monopoli etnis, melainkan bergantung pada kualitas mental seseorang  (Gatra,  7 September 1996).

Untuk membaca kelanjutan dari artikel ini, sebaiknya anda download saja versi lengkapnya dalam file pdf klik saja link dibawah ini,

  http://www.ziddu.com/download/21115058/Etikabisniscina.pdf.html

1 komentar:

Miliana mengatakan...

nice info terimakasih sudah berbagi info yah

jsm alfamart

Posting Komentar

Posting yang berkaitan

TUKARAN LINK SILAHKAN COPY LINK DI BAWAH INI

Ą