KAMMA – HUKUM SEBAB AKIBAT (INSPIRASI.1)
Didalam kehidupan Manusia, mungkin banyak kita temukan berbagai kepincangan dan ketidakadilan di berbagai hal, misalnya status sosial, materi, kemampuan, dan lain-lain yang kadang kala menciptakan sebuah tanda tanya besar di sepanjang hidup kita. mungkin sebagian besar dari kita selalu bertanya-tanya mengapa ketidak adilan ini bisa terjadi dan begitu alami. dan mungkin setiap pertanyaan ini tidak akan memberikan jawaban yang sepenuhnya benar dan tepat untuk dapat merubah kondisi yang telah belangsung.
Di artikel ini saya mencoba untuk menuliskan kutipan dari berbagai sumber yang saya dapatkan dari hobi saya membaca, tentu saja kutipan saya ini bukan merupakan jalan keluar yang sepenuhnya tepat untuk jawaban dari pertanyaan diatas, tetapi mungkin bisa dijadikan sebagai Renungan dan bahan untuk instropeksi ke dalam diri masing-masing.
Isi dari artikel ini bukan untuk tujuan menunjukkan superior sebuah ajaran agama dan sara. walaupun kutipan ini saya ambil dari berbagai buku agama buddha. dalam buku tersebut saya tertarik dengan tulisan mengenai kamma, yang mungkin sebagian besar orang mengenal kamma sebagai "Hukum Sebab Akibat".
KAMMA
"Semua mahkluk adalah pemilik kamma mereka sendiri"
"Mewarisi kamma mereka sendiri"
"Lahir dari kamma mereka sendiri"
"Berhubungan dengan kamma mereka sendiri"
"Tergantung pada kamma mereka sendiri"
"Perbuatan apapun yang mereka lakukan, baik ataupun buruk
perbuatan itulah yang akan mereka warisi"
(BRAHMAVIHARA-PHARANA Mengenai Upekkha)
Cara kerja hukum kamma sangatlah kompleks, tergantung situasi/kondisi,dan lain-lain, Bila kondisi tepat maka kamma tersebut berbuah dan akan menerima hasilnya. Bila kondisi belum tepat, kamma tersebut tidak dapat berbuah (Laten), tetapi si pemilik kamma tetap akan menerima hasilnya bila kondisinya sudah tepat.
Cara kerja hukum karma tidak dapat kita ketahui secara detail dan sangat rumit untuk menyadarinya, tetapi hal yang penting untuk dipahami dari hukum karma adalah : semua yang didasari kehendak baik pasti akan membuahkan kebahagiaan dan semua yang didasari kehendak jahat pasti akan membuahkan penderitaan. (walaupun saat berbuahnya dan intensitasnya tidak dapat kita ketahui)
Lebih penting dari pemahaman diatas adalah kesadaran bahwa kelahiran berulang-ulang (samsara) ini adalah sangat berbahaya dan bukanlah tempat yang aman.
Satria Wijaya
Bagan_Batu - Riau
0 komentar:
Posting Komentar